Menurut sebuah penelitian puisi dapat mencerdaskan karena membuat otak kanan manusia terasah dalam memilih kata dan memahami makna yang terdapat di dalamnya. Puisi juga media paling independen untuk bersuara.

Begitu juga puisi, terkadang kita sangat susah dan lambat untuk memahami maksudnya, terkadang begitu mudah dan cepat untuk mengerti maknanya. Puisi terpilah dalam dua jenis, yaitu puisi transparan atau disebut pula diaphan dan puisi prismatis. Transparan berarti jernih, bening, dan tembus pandang; sedangkan prismatis akan sukar tertangkap oleh mata karena sinar yang menembus sebuah prisma akan terurai kandungan warnanya.
Contoh kutipan puisi prismatis :
Pada jam ke-24
kota seperti kiamat:
Sydney telah terkunci
dalam gelas pagi.
dalam gelas pagi.
laut dan musik panas
dan bayang hanya merunduk
….(Sydney: Goenawan Mohammad, 1979)
Contoh kutipan puisi transparan ;
Kami duduk berdua
di bangku halaman rumahnya.
pohon jambu di halaman ruman itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya.
Angin yang lewat
Memainkan daun yang berguguran.
…(Episode : W.S. Rendra)
di bangku halaman rumahnya.
pohon jambu di halaman ruman itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya.
Angin yang lewat
Memainkan daun yang berguguran.
…(Episode : W.S. Rendra)
Sebenarnya tidak ada istilah puisi yang baik atau pun yang puisi yang buruk. Jika bicara baik atau buruk, maka tentu ada kepastian nilai yang menjadi ukuran sedangkan puisi bersifat relatif. Semua puisi adalah karya seni. Puisi yang abstrak sekali pun menggunakan kata-kata yang nyata sebagai alat eskpresinya. Maka yang ada hanya istilah puisi yang lemah dan puisi yang kuat.
Yang membuat puisi menjadi lemah adalah :
1. Puisi mengandung kata-kata, ungkapan, atau pernyataan yang berlebihan atau bombastis
Kata papa,
Jiwa muda adalah jiwa satria
yang menegakkan kebenaran
yang menegakkan keadilan
….(Kata Papa : Sri Yulianti, 1979)
Jiwa muda adalah jiwa satria
yang menegakkan kebenaran
yang menegakkan keadilan
….(Kata Papa : Sri Yulianti, 1979)
2. Puisi menampilkan masalah atau tema yang terlalu kecil tak sebanding dengan alat ekspresinya yang terlalu kuat
Dik Dani,
Sedang banjirkanJakarta ?
Sehingga kau tidak bisa datang
Menengokku di sini.
….(Sajak buat Dik Dani : Nunik Yulianti, 1979)
Sedang banjirkan
Sehingga kau tidak bisa datang
Menengokku di sini.
….(Sajak buat Dik Dani : Nunik Yulianti, 1979)
3. Puisi lemah dalam penalaran
Semalam hujan begitu derasnya
entah mengapakah
ramalan cuaca TVRI yang benar?
…(Rahmat: Thoha Masrukh A., 1979)
entah mengapakah
ramalan cuaca TVRI yang benar?
…(Rahmat: Thoha Masrukh A., 1979)
4. Puisi mengandung sisipan obyek yang melemahkan obyek utama dan mengganggu keutuhan sajak.
…
Oh Ibu sangat besar jasamu
Wahai kawanku janganlah kamu melawan ibumu
Dan jangan pula membantah kata ibumu
…(Ibu: Muh. Zen. 1982)
Oh Ibu sangat besar jasamu
Wahai kawanku janganlah kamu melawan ibumu
Dan jangan pula membantah kata ibumu
…(Ibu: Muh. Zen. 1982)
5. Puisi mengandung lebih dari satu sudut pandang
Kutulis syair ini
Ditemani oleh sepasang lilin
Ia menyala dalam kegelapan
Untuk menerangi kamarku
Ditemani oleh sepasang lilin
Ia menyala dalam kegelapan
Untuk menerangi kamarku
Betapa tulus hatimu
Rela berkorban untukku
Kau bakar dirimu
…(Sebuah pengorbanan: Dewi S., 1981)
Rela berkorban untukku
Kau bakar dirimu
…(Sebuah pengorbanan: Dewi S., 1981)
6. Puisi menggunakan gaya pengucapan atau gaya bahasa yang kurang sempurna
Daunmu yang rimbun menutup surya
sehingga di bawahmu terbayang keteduhan dan kedamaian
sunyi, lembab mengingatkan akan maut
…(Hutan: Roslaini, 1982)
sehingga di bawahmu terbayang keteduhan dan kedamaian
sunyi, lembab mengingatkan akan maut
…(Hutan: Roslaini, 1982)
7. Puisi mengandung kelemahan rima
…
Bercucuran air mataku
Jika aku mengenang nasibmu
Tapi jika takdir Tuhan Mahatahu
Kita tak boleh menggerutu. (Aku: Paramita I.S., 1979)
Bercucuran air mataku
Jika aku mengenang nasibmu
Tapi jika takdir Tuhan Mahatahu
Kita tak boleh menggerutu. (Aku: Paramita I.S., 1979)
8. Puisi terlalu prosais
empat orang pemetik menggigil di (antara)
rerimbun pohon (an) teh
pucat mukanya
(sudah) beberapa hari (ini)
hanya rebusan singkong
dan jagung bakar mengganjal perut mereka
…(Badai Di Perbukitan Teh: Sherly Malinton, 1979)
rerimbun pohon (an) teh
pucat mukanya
(sudah) beberapa hari (ini)
hanya rebusan singkong
dan jagung bakar mengganjal perut mereka
…(Badai Di Perbukitan Teh: Sherly Malinton, 1979)
Semoga bermanfaat, sahabat hati. Hidup ini sebenarnya adalah juga sebuah puisi.
(pelbagai sumber)
(pelbagai sumber)
(
salam sejahtera.puisi memang salah satu jenis sastra yang mengandung keindahan
BalasHapusAku suka sekali baca puisi, rangkaian katanya yg indah dan sarat makna, nulis juga suka tapi hanya untuk diri sendiri, karena malu bukan pakarnya, tulisan, rangkaian dan pemilihan kata sama sekali belum bisa. Akhirnya berantakan dan tdk jelas, kayaknya maksain banget hehe
BalasHapusSelamat pagi sahabat. Mampir melihat pekat pagi. Hm, info mantap.
BalasHapusWah...saya yakin banget kalau puisi yang pernah saya buat termasuk puisi yang lemah, tapi dari 8 kategori itu..puisi saya kategori yang mana ya ?
BalasHapusterima kasih infonya, tapi tetap aja bingung nih. he hehe...
BalasHapusWah.., aku sedang belajar buat puisi nih. Rasa-2nya kok puisiku masih lemah ya..? Hmm..., masih perlu banyak belajar nih.
BalasHapusMakasih infonya ya,.. :)
Ajarin donk caranya membuat puisi yang bagus. Lagi pengen belajar nulis puisi nih..
BalasHapusPELAJARAN BERHARGA NIY SENIOR
BalasHapusTrim's Bang Ivan, jadi tahu macamnya puisi!
BalasHapusPuisi yang baik lazimnya menawarkan serangkaian makna kepada pembacanya. Untuk menangkap rangkaian makna itu, tentu saja pembaca perlu masuk ke dalamnya dan mencoba memberi penafsiran terhadapnya..... Justru inilah yang terkadang sulit saya lakukan van...
BalasHapusInfonya mantap
makasih banyak.
belajar berpuisi di sini,
BalasHapusterima kasih sudah disharing
MAMPIR SEBENTAR DI RUMAH SAHABAT UNTUK CARI ILMU TENTANG APA SAJA.
BalasHapusSelalu tidak bisa komen kalo tentang puisi. Saya menikmati puisi, tapi sangat sulit untuk paham tentang puisi.. :(
BalasHapuswah ternyata puisi terbagi juga yah
BalasHapusBagi saya pribadi, puisi sarat akan pesan yang disampaikan secara abstrak oleh penulisnya. Kedalaman maknanya itu yang terkadang belum mampu kita telaah.
BalasHapus-jbs-
wah saya lebih suka yg prismatis
BalasHapuswah saya lebih suka yg prismatis
BalasHapuswah saya lebih suka yg prismatis.. saya sudah jitak lagi iklannya :)
BalasHapusWAWASAN BANG IVAN LUAS BGT...GA SALAH KLO BLOG INI DI KASIH NAMA SASTRA......BENER....GA ADA KOMEN LAIN SELAIN...."CUKUP PANTASLAH".........HEBAT BANG....
BalasHapusSalam budaya, bung Ivan.
BalasHapusWah, kalo tentang pusisi nyerah deh aku!
BalasHapusKalau Saya Malah berfikir, bagaimana bisa menciptakan puisi yang bagus :). Tapi susahnya minta ampun.....hehe....
BalasHapusaku setuju!
BalasHapuspuisi yang indah
BalasHapustapi aku sendiri bingung apa maksudnya
hehehe
Whaduh tak kusangka menulis puisi sesulit itu yah...
BalasHapusDuh, puisiku.... ternyata tak cukup diksi dan enjambemen yang baik ya...
BalasHapusthanks buat infonya
BalasHapusThanks brother:)
BalasHapus