Naskah La Galigo dan Babad Diponegoro telah resmi diajukan sebagai warisan
dunia pada 9 Maret lalu ke PBB, UNESCO. Namun bangsa Indonesia masih harus menunggu lagi sebab sidang UNESCO di Paris baru akan memutuskan pada Oktober tahun
ini.
Babad Diponegoro merupakan otobiografi Pangeran Diponegoro. Naskah asli berjudul Babad Dipå Nĕgårå
sudah tak jelas keberadaannya. Tapi, Perpustakaan Nasional masih
menyimpan salinan Babad yang kondisinya saat ini sudah memprihatinkan
tersebut. Sedangkan La Galigo merupakan legenda rakyat Bugis, Sulawesi
Selatan.
Jika keduanya diterima
sebagai warisan dunia berarti Indonesia merupakan pemilik
sah naskah tersebut. Negara lain tak bisa mengklaim naskah itu sebagai
miliknya. Babad Diponegoro dan Ilagaligo akan menyusul Negarakertagama
yang telah lebih dulu menjadi warisan dunia.
(berbagai sumber)
Wao, ayo yang dapat tugas bekerja keras untuk naskah yang berharga ini, jangan sampai lepas dari negara kita!
BalasHapusNaskah aslinya berada dimana? Bagaimanapun juga kejadiannya dinegara sendiri, mengapa sampai ada klam dari luar? Maaf kalau pertanyaan saya ngelantur, maklum gak tau cerita awalnya!
BalasHapusAyo kita urus naskah-naskah kuno negara kita dengan benar, bagi yang memiliki secara pribadi dan tidak bisa merawatnya alangkah baiknya kalau dihibahkan ke Museum naskah-naskah kuno!
BalasHapusbutuh vote gag yah???
BalasHapussemoga bisa menjadi milik kita
hidup indonesiaaa ^^
salut sama bang ivan.
BalasHapusTOP deh... :)
amin...
BalasHapusSalut ^^
aduh... mana nih tindakan dari pemerintah. Jangan ampe tuh manuskrip di tilep ma negara lain. Dah jelas2 milik kita tuh
BalasHapusSemoga la galigo dan babad diponegoro diterima sebagai warisan dunia...
BalasHapusSemoga keputusan sidang diUNESCO diparis lancar ya...
BalasHapussangat banyak manuskrip Indonesia yang harus diselamatkan dan agar tidak diklaim sembarangan oleh negara lain.
BalasHapusSemoga kedua naskah tersebut diterima sebagai salah satu dari Warisan dunia (World Heritage). Sebagimana naskah-naskah lain yang bertebaran di seantero Nusantara.
BalasHapusSetuju dgn bang attayaya...banyak yg harus di selamatkan..btw met siang ya mas...
BalasHapusLalu naskah aslinya dimana mas ivan? Jangan2 wis dipake pembungkus kacang goDok???
BalasHapus???
wew keren neh artikelnya mantaf
BalasHapusInformasi yang menarik
BalasHapusperlu dilestarikan
BalasHapusmg cepat dpt pengakuan dari PBB
agar Indonesia tdk lg dibabat habis soal kebudayaan yg seringkali diklaim negara lain