Ratusan surat-surat Kartini dibaca ulang menjadi sebuah sketsa
drama, Selasa malam ini (13/4) pukul 20.00 WIB di Goethe
Haus, Jakarta. Oleh Laksmi Notokusumo, sutradara sekaligus koreografer tari,
garapan teater ini ia beri judul "Panggil Aku Kartini Saja"
Laksmi, dalam garapan ini akan menghidupkan
potongan-potongan kutipan surat Kartini dalam adegan lakuan kegiatan
Kartini dengan kedua adiknya, Kardinah dan Rukmini. Nampaknya Laksmi
tak hanya menyoroti peran tunggal saja, namun ingin menghadirkan
kehidupan Kartini secara kompleks.
Skesta lebih ditampilkan secara narasi dan minim adegan percakapan. Selain itu, sketsa juga diperindah dengan gerak tari dan tembang baik jawa maupun kontemporer.
Dibantu oleh Umi Lasmina sebagai kurator surat-surat Kartini, Laksmi mulai mengambil bagian-bagian yang menarik untuk dijadikan naskah. "Seluruh dialog yang ditampilkan oleh pemain tak lain adalah kata-kata Kartini dalam surat. Saya tidak mengubahnya sedikitpun," ujar Laksmi.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDE50LNjj8Jqripk7i239Skw3VBy2hsi92o3V7pW0XSZrybyez0QxhGicoze6ppJYdKKOzC-5_N8rqA0mN05iDRmnN-e6zYOIcVMrI7p9Q8Sf09JujkguCfA24n9jQSiYGBrMIvKkhNas/s200/kartini1.jpg)
Skesta lebih ditampilkan secara narasi dan minim adegan percakapan. Selain itu, sketsa juga diperindah dengan gerak tari dan tembang baik jawa maupun kontemporer.
Dibantu oleh Umi Lasmina sebagai kurator surat-surat Kartini, Laksmi mulai mengambil bagian-bagian yang menarik untuk dijadikan naskah. "Seluruh dialog yang ditampilkan oleh pemain tak lain adalah kata-kata Kartini dalam surat. Saya tidak mengubahnya sedikitpun," ujar Laksmi.
mudah-mudahan yang pertama
BalasHapusternyata yang pertama
BalasHapussaya suka dengan surat Kartini
terutama di " Habis Gelap Terbitlah Terang "
ya saya suka dengan kisah perjuangan Kartini
BalasHapusKartini inspirasi untuk semua wanita, jadi ingin melihat sketsa dramanya.
BalasHapusYa van Goethe Institut jelas mensupport acara bertema Kartini. Saya suka dramanya, meski saya lebih suka Cut Nyak Dien dan Dewi Sartika ketimbang Kartini.
BalasHapuswanita yg hebat.
BalasHapusKapan-kapan buat artikel tentang Ratu Sinuhun dong van.....
BalasHapusJadi pengen lihat acaranya.... Sayang di Jakarta :(
BalasHapusSudah mau merayakan Kartini lagi rupanya...
BalasHapusBetapa cepatnya waktu berlalu..
"habis gelap terbitlah terang" .... begitu kata yang sering terdengar.
BalasHapuspengen nontoooon T.T
BalasHapuspasti keren...
met malem ^^
Semoga sejarah "heroaisme" Kartini benar-benar menjadi inspirasi bagi gerakan kaum wanita dalam kancah kebangsaan yag kian tak menentu...
BalasHapusKARTINI.Merinding,haru dan kagum,jika mengingat pejuang wanita yang satu ini.Ikutan nonton dong..
BalasHapusSayang gak bisa nonton nih. Susah kalo di kampung, pingin lihat pementasan drama berkualitas, susah buanget sob
BalasHapusSemoga Kartini benar-benar menjadi inspirasi bagi kaum wanita...
BalasHapusAda catatan sejarah tentang Kisah Laksamana Malahayati? Ini Menarik Lho.....
BalasHapuskartini hero ciptaan belanda, didikan snouck hurgronje
BalasHapusdiorbitkan belanda karena tulisan2nya mendiskreditkan islam (mencampurkan primordialitas jawa yang merendahkan wanita, dianggapnya sebagai ajaran agama, gendeng, jelas tidak benar, lihat cut nyak atau dewi sartika, apalagi ratu/sultanah aceh,padang,tidore yang pastinya jau..h lebih agung)
baca aja surat2nya. tidak lebih dari pelampiasan hasrat tergiur oleh model freesex ala eropa (atau mungkin memang sebenarnya itu bukan tulisan kartini?)