SastraKecil.Space, Bulukumba - Kadang ada
siswa terlihat boring dan bertingkah aneh di dalam ruang kelas. Salah
satu penyebab paling lazim yakni disebabkan metode belajar yang mereka terima selama
ini sangat monoton.
Kasmayani, relawan kelas belajar gratis "Pendidikan Nol Rupiah" Gema Pandemi Desa Balong di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, sejauh ini berhasil mengaplikasikan beberapa metode belajar kepada anak-anak.
"Setiap hari ada saja yang berbeda, belajar secara indoor maupun outdoor." Terang Kasma, sapaan akrabnya, salah seorang relawan Gerakan Mengajar Pemuda Daerah Mengabdi (Gema Pandemi) Sektor Kecamatan Ujungloe, .
Hari ini penuh ceria di di kelas itu, Selasa
21 Juli 2020, Kasma mengajak anak-anak untuk belajar di
luar ruangan. Bermain sambil belajar. Senyuman indah bermekaran di bibir
kecil mereka. Wajah-wajah polos itu sumringah. Ekspresi mereka memberitahu bahwa mereka sedang bersemangat dan itu menggebu-gebu.
"Alhamdulillah.Itulah yang membuat hati menjadi bahagia ketika melihat mereka bisa tertawa lepas." Kata Kasma sembari tersenyum.
Kasma yang memiliki nama lengkap Kasmayani Anwar, S.Pd, M.Pd., ini menuturkan, bagi anak-anak itu mungkin hanya sebuah permainan namun dari semua permainan itu terdapat ilmu yang bisa mereka dapatkan. Semisal mereka dilatih untuk mampu bekerjasama dengan teman dalam kelompoknya.
"Tertawa lepaslah nak karena inilah masamu untuk bermain. Kelak jika dewasa itulah yang akan kalian ceritakan kepada teman-teman kalian bahwa hidup kalian indah sewaktu kecil. Karena dihabiskan dengan bermain dan bercanda dengan teman-teman masa kecil kalian. Begitu ucapan saya kepada mereka." Cerita Kasma.
Kasma
menuturkan, setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak akan
dilalui tanpa ada yang terlewatkan. Sehingga kelak jika dewasa mereka
akan terbentuk menjadi anak yang mandiri dan bijaksana.
"Insya
Allah, itu harapan yang saya panjatkan untuk mereka setiap kali menatap
mereka belajar dan bermain, dan berdoa semoga setiap hal yang kita
lakukan berbuah ibadah dan bermanfaat baik bagi hidup mereka nanti.
Sebahagian orang berkata, mengajar anak-anak kecil itu tak mudah dan
butuh kesabaran yang luar biasa. Tapi bagiku, itu akan terasa susah
kalau kita menganggapnya susah. Mereka tidak nakal. Mereka tidak
cerewet. Itulah masanya mereka. Jangan dihentikan ataupun digertak.
Masanya dia, kecuali anak sudah berumur 17 tahun ke atas dan masih saja
bermain dan berlari-lari maka itu yang perlu ditegur." Urai gadis
alumnus S2 dari UNM Makassar ini.
"Kataku setiap hari kepada mereka, semoga bisa menjadi generasi penerus yang jauh lebih hebat lagi, nak..Jika
kemauan ada maka apapun yang diinginkan akan terwujud. Teruslah belajar
nak.Hari ini mungkin hanya dua kata yang mampu kalian katakan. Besok
menjadi empat kata. Hari selanjutnya akan menjadi satu kalimat dan
bulan depan akan menjadi satu paragraf. Begitupun selanjutnya. Akan
bertambah, lagi, dan lagi. Meski kita terlahir dari suatu desa yang
jauh dari perkotaan tapi punya nyali dan kemauan yang tinggi sehingga
punya daya saing untuk berlomba di luar sana." Kasma bercerita, tetap
dengan wajah cerah.
"Kami
anak Kampung Kalicompeng, siap menjadi yang terbaik dan mendapatkan
juara. Bismillah. Itu yg harus diajarkan kepada mereka. Kelak jika
dewasa harus menjadi kebanggaan kampung halamannya sendiri."
Tandasnya.(*).
Editor: Alfian Nawawi