menjaga jemuran rumput laut dari atas lego-lego
menjaga tanggul-tanggul pemecah ombak
selincah tangan para pengrajin gula kelapa
selincah tangan para pemanen padi dan pembakar jagung
mali' siparappe, meddung sipatokkong
sipakatau, sipakalebbi'
tallang sipahua'
anak-anakmu hanya ingin melabuhkan rindu
sekuat tali jala pattikkeng bale
sekokoh destar hitam ammatowa.
rantau anak-anakmu akan selalu melabuhkan rindu.
mali' siparappe, meddung sipatokkong
sipakatau, sipakalebbi'
tallang sipahua'
negeri para pembuat perahu,
negeri para pembuat perahu,
di mana tanjung biramu yang dahulu
kemana terumbu karangmu.
bulukumba, 4 februari 2010
Selamat Hari Jadi Bulukumba yang ke-50, Kamis 4 Februari 2010
Pertamax......Selalu Suka dengan Goresan Ide2 Cemerlangmu Sob
BalasHapusKedua...sama akupun selalu suka dengan goresan2 penamu. *_*
BalasHapusTanjung Bira,...
BalasHapusSudah lama nggak berkunjung.
duuuh negeri pembuat perahu
BalasHapusmelalui tarian penamu yang selalu indah, aku rindu memandang anak-anak pantaimu
selalu suka puisimu, Van
tiga baris terakhir di bait pertama, apa artinya? sebuah nyanyian daerahkah?
BalasHapusindah sekali sahabat
BalasHapusa very beautiful poem friend
BalasHapusAll-terimakasih kunjungan dan apresiasinya.
BalasHapusmbak annie- bait itu adalah motto dalam bahasa Bugis dan konjo yang dalam bahasa jawa kurang lebih artinya 'tepa seliro' dan saling memanusiakan.
Oh ya. "Aku Di Sebuah Novel" karya Ramli Palammai. Novel pertama di Bulukumba dan ditulis oleh putra Bulukumba. Bisa dipesan di studio RCA 102,5 FM Jl. Pepaya No.1 Bulukumba. HP. 085230879123.
Sekarang masih gak mas aktivitas tersebut??
BalasHapusMas Ivan dah merubah genre yah...??? *ngiri aku mas, puisine keren2* dah ketularan para penyair :) salut!
BalasHapuswah, kirain ini ttg novel perahu kertas. gak taunya....keren deh pokoknya
BalasHapusPuisi indah. Selamat ya atas hari jadi Bulukumba (negeri Pembuat perahu) yang ke-50.
BalasHapushmm........great kata perkata
BalasHapuslike selalu
salam hangat dari blue
p cabar
Puisi bergelut bahasa daerah, erat nian kata-katanya menembus nuraniku, Mas Ivan.. :)
BalasHapusPuisi yang indah sob...
BalasHapusDah lama aku juga gak nulis puisi. Sense of art-ku hilang gara-gara jadi blogger, hehehe...
Smua coretanku hanya dari masalalu. Sedih juga rasanya gak bisa nulis puisi, cerpen ato esai lagi...
wah...kayaknya dirimu aktivis lingkungan ya???
BalasHapuswaduh ,,nyentuh banget ni puisi
BalasHapusiya,puisinya bro Ivan selalu menyentuh.Tapi ada sedikit kata-kata yang tak kupahami nih :D
BalasHapussedih juga.., ternyata terumbu karangnya sudah rusak yah..,
BalasHapustapi semoga pantai pasir putih masih menunggu kedatanganku disana..,
SELAMAT ULANG TAHUN BUMI DATO TIRO YANG KE 50 TAHUN.., SEMOGA DAPAT TERUS BERKEMBANG..,
Puisi Indah, beberapa kata aku tidak mengerti!
BalasHapusmet siang. mampir lagi
BalasHapusmantap bro... terus berkarya
BalasHapusapakah karang - karangnya dimakan laut atau dihancurkan tangan - tangan yang sangat "bertanggung jawab" ??...
BalasHapusBagaimana dengan perahu phinisi, apakah masih dibuat mas ? belum lama saya baca buku anak2 tentang perahu yang terkenal itu...
BalasHapuskarya2 kamu simple tp tingkat tinggi hingga aq kesulitan u/ menafsirkannya
BalasHapus