Latest Post

Pipiet Senja, Taman Karya Yang Subur

Posted By Ivan Kavalera on Selasa, 16 Maret 2010 | Maret 16, 2010


Mungkin anda adalah salah seorang yang pernah membaca karyanya. Dia adalah taman karya yang subur. Pipiet Senja adalah nama samaran dari Etty Hadiwati Arief, lahir di Sumedang, 16 Mei 1957. Novel yang telah ditulisnya berjumlah ratusan. Lebih 80-an yang telah diterbitkan. Tulisan-tulisannya di internet dapat dinikmati di blog "Taman Karya" di pipietsenja.multiply.com

Pipiet Senja ditakdirkan harus ditransfusi darah secara berkala seumur hidupnya karena penyakit kelainan darah bawaan. Memiliki dua orang anak yang selalu membangkitkan semangatnya; Haekal Siregar dan Adzimattinur Siregar dan seorang menantu yang solehah, Seli Siti Sholihat, seorang cucunya: Ahmad Zein Rasyid Siregar. Aktivitasnya saat ini sebagai anggota Majelis Penulis Forum Lingkar Pena, sering diundang seminar kepenulisan ke pelosok Tanah Air dan mancanegara.


Bookgrafi

1. Biru Yang Biru (Karya Nusantara, 1978)
2. Sepotong Hati di Sudut Kamar (Sinar Kasih, 1979)
3. Serenada Cinta (Rosda Karya, 1980)
4. Mawar Mekar di Taman Ligar (Rosda Karya, 1980)
5. Nyanyian Pagi Lautan (Alam Budaya,1982)
6. Payung Tak Terkembang (Aries Lima,1983)
7. Masih Ada Mentari Esok (Aries Lima,1983)
8. Mencoba Untuk Bertahan (Aries Lima,1983)
9. Selendang Sutra Dewangga (Aries Lima, 1984)
10. Orang-orang Terasing (Selecta Group,1985)
11. Adzimattinur (Selecta Group,1985)
12. Kembang Elok Rimba Tampomas (Selecta Group,1985)

Buku Anak-anak;
1. Prahara Cimahi (Margi Wahyu, 1991)
2. Jimbo dan Anak Jin (Margi Wahyu, 1992)
3. Si Boyot Sang Penyelamat (Margi Wahyu, 1993)
4. Jerko dan Raja Jin (Margi Wahyu, 1993)
5. Kisah Seekor Mawas (Margi Wahyu, 1994)
6. Rumah Idaman (Margi Wahyu, 1994)
7. Keluarga Besar di Sudut Gang (Margi Wahyu, 1994)
8. Bunga-Bunga Surga (Margi Wahyu, 1994)
9. Si Hitam (Margi Wahyu, 1994)
10. Bip Bip dan Boboy (Margi Wahyu, 1995)
11. Pentas Untuk Adinda (Margi Wahyu, 1995)
12. Buntalan Ajaib (Margi Wahyu, 1996)
13. Sanghiyang Wisnukara (Margi Wahyu, 1996)
14. Nunik Sang Maestro (Margi Wahyu, 1997)
15. Melati Untuk Ibu Negara, puisi anak (Margi Wahyu, 1997)
16. Nyanyian Tanah Air, puisi anak (Margi Wahyu, 1997)
17. Rumah Idaman, edisi revisi (Gema Insani Press, 2002)
18. Putri Tangan Emas (Zikrul Hakim, 2004)
19. Bip Bip dan Boboy, edisi revisi (Zikrul Hakim, 2004)
20. Buntalan Ajaib, edisi revisi (Zikrul Hakim, 2004)
21. Jenderal Kancil (Zikrul Hakim, 2004)
22. Jenderal Jerko (Zikrul Hakim, 2004)
23. Jenderal Nyungsep (DAR! Mizan, 2004)
24. Masih Ada Hari Esok (Zikrul Hakim, 2004)
25. Lukisan Kenangan (Zikrul Hakim, 2004)
26. Si Hitam, edisi revisi (Zikrul Hakim, 2004)
27. Ikan Beranting Emas (Zikrul Hakim, 2004)
28. Kwartet Jang Jahid (Dian Rakyat, 2006)

Novel Islami;
1. Namaku May Sarah (Asy-Syaamil, 2001)
2. Riak Hati Garsini (Asy-Syaamil, 2002)
3. Dan Senja Pun Begitu Indah (Asy-Syaamil, 2002)
4. Serpihan Hati (DAR! Mizan, 2002)
5. Menggapai Kasih-Mu (DAR! Mizan, 2002)
6. Memoar; Cahaya di Kalbuku (DAR! Mizan, 2002)
7. Trilogi Kalbu (DAR! Mizan, 2003)
8. Trilogi Nurani (DAR! Mizan, 2003)
9. Trilogi Cahaya (DAR! Mizan, 2003)
10. Lukisan Rembulan (DAR! Mizan, 2003)
11. Rembulan Sepasi (Gema Insani Press, 2002)
12. Kidung Kembara (Gema Insani Press, 2002)
13. Tembang Lara (Gema Insani, 2003)
14. Kisi Hati Bulani, bareng Nurul F Huda (FBA Press, 2003)
15. Kapas-Kapas di Langit (Zikrul Hakim, 2003)
16. Rembulan di Laguna, duet HE.Yassin (Zikrul Hakim, 2004)
17. Pilar Kasih, novelet duet HE.Yassin (Zikrul Hakim, 2004)
18. Lukisan Perkawinan, kolaborasi keluarga (Zikrul Hakim, 2004)
19. Lakon Kita Cinta (MVM, 2004)
20. Lukisan Bidadari (Lingkar Pena Publishing, 2004)
21. Sang Rocker; Perjalanan Sunyi (Beranda, 2004)
22. 9000 Bintang (Cakrawala Publishing, 2004)
23. Meretas Ungu (Gema Insani Press, 2005)
24. Langit Jingga Hatiku  (Gema Insani Press, 2005)
25. Mr. Dee One & Tante Centil duet dengan Fahri Asiza (ZH, 2005)
26. Lapak-Lapak Metropolitan (KBP, 2006)
27. Pembersih Lantai Sastra (KBP, 2006)
28. Bagaimana Aku Bertahan (KBP, 2006)
29. The Legend Of Snada (KBP, 2006)
30. La Dilla (Zikrul Hakim, 2006)
31. Biarkan Aku Menangis (Duha Publishing, 2006)
32. Kupenuhi Janji (Duha Publishing, 2007)
33. Mom & Me #1, duet dengan Adzimattinur Siregar (Indiva, 2007)
34. Bloggermania! duet dengan Adzimattinur Siregar (ZH, 2008)
35. Tuhan, Jangan Tinggalkan Aku! (Zikrul Hakim, 2008)

Antologi Cerpen Bersama:
1. Rumah Tanpa Cinta (Alam Budaya, 1983)
2. Bunga Rampai Penulis Perempuan Indonesia (Bentang, 2001)
3. Suatu Petang di Kafe Kuningan (FBA Press, 2001)
4. Cermin dan Malam Ganjil (FBA Press, 2002)
5. Merah di Jenin (FBA Press, 2002)
6. Luka Telah Menyapa Cinta (FBA Press, 2002)
7. Kado Pernikahan (Asy-Syaamil, 2002)
8. Semua Atas Nama Cinta (Ghalia, 2003)
9. Bulan Kertas (FBA Press, 2003)
10. Kanagan (Geger Sunten, 2003)
11. Surga Yang Membisu (Zikrul Hakim, 2003)
12. Menjaring Angin (Zikrul Hakim, 2004)
13. Kalung Dari Gunung (Bestari, 2004)
14. Pipit Tak Selamanya Luka (Senayan Abadi, 2004)
15. Berlalu Bersama Angin (Senayan Abadi, 2004)
16. Bunga-Bunga Cinta (Senayan Abadi, 2004)
17. Matahari Tak Pernah Sendiri I (LPPH, 2004)
18. Lelaki Semesta (Lingkar Pena Publishing House, 2004)
19. Sahabat Pelangi (Lingkar Pena Publishing House, 2004)
20. Matahari Tak Pernah Sendiri (LPPH, 2004)
21. Dan Bintang Pun Tersenyum (Gema Insani Press, 2005)
22. Membasuh Kalbu (Gema Insani Press, 2005)
23. Jendela Cinta (Gema Insani, 2006)
24. Ketika Cinta Menemukanmu (Gema Insani, 2006)
25. Surat Untuk Abang (Cakrawala Publishing, 2006)
26. Selusin kompilasi cerpen anak Bobo (Pustaka Bobo 1997-2004)
27. Catatan Hati Seorang Istri (LPPH, 2007)
28. Jangan Jadi Perempuan Cengeng (Indiva, 2008)
29. Persembahan Cinta (Zikrul Hakim, 2008)
26.   Ungu Pernikahan (Zikrul Hakim, 2008)

Pipiet Senja, novelis senior kita, saat ini sedang mencari dana untuk pengobatan pasca operasi pengangkatan limpa. Ia menderita thalasemia, dan kini mengalami pembengkakan jantung. Ia seorang janda dan tidak dinafkahi oleh siapapun. Ia mencari nafkah sendiri dengan jalan menulis untuk memenuhi kebutuhan pengobatan, serta keluarganya. Jika di antara anda ingin membantu beliau dengan ikhlas, berikut nomor rekening beliau BCA 7650311811 a/n Etty Hadiwati.



Balla' Lompoa in Bonthain

Posted By Ivan Kavalera on Senin, 15 Maret 2010 | Maret 15, 2010


Hampir di tiap daerah di Indonesia terdapat istana raja yang merupakan warisan dari para raja zaman dahulu kala. Di wilayah Sulawesi Selatan, dikenal istana para raja dengan sebutan Balla' Lompoa di Kabupaten Gowa yang merupakan tempat bermukimnya raja-raja Gowa pada zamannya. Demikian halnya dengan Balla' Lompoa Bantaeng, merupakan tempat bermukim para raja Bantaeng dahulu kala. Salah satu obyek wisata yang dapat dikunjungi para wisatawan bila berkunjung ke Bonthain.

Balla' Lompoa berarti Rumah (Balla') Besar (Lompoa/Lompoa). Layak disebut besar karena ukurannya yang terbilang amat besar dibandingkan rumah lainnya. Mungkin saat ini tidak patut lagi disebut besar karena telah banyak bangunan/rumah yang lebih besar dari Balla' Lompoa. Namun, di zamannya tidak ada yang mampu menyaingi kebesarannya.

Ukurannya mencapai 1.617 Kilometer persegi, jumlah tiangnya pun tak lazim. Puluhan tiang menyangga rumah tersebut menjadikannya lebih besar dan tinggi dibanding bangunan disekitarnya. Kemegahannya mencerminkan kekuasaan yang dipegang sang raja.

Balla' Lompoa di Bonthain banyak dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Kedatangannya tidak sekedar melihat bangunan dari luar. Namun, lebih untuk melihat peninggalan apa saja yang tersimpan di rumah tersebut. Banyak barang bersejarah peninggalan Raja-raja Bantaeng masih tersimpan rapi disana. Misalnya Badik, Selendang, Gong, Guci, Lipa' (Sarung), Alat Dapur, Tempat Tidur, Pedang dan sebagainya.

Keseluruhan alat dimaksud dijaga dengan baik oleh seorang Pinati (Penjaga) yang ditugaskan oleh pewaris kerajaan. Pinati ini semacam Sejarahwan yang mengetahui benar seluk-beluk sejarah Bonthain, termasuk kisah Balla' Lompoa dan isinya. Oleh pihak pewaris kerajaan, tiap tahunnya dilakukan pencucian benda-benda pusaka. Kegiatan ini lazim disebut dengan Accera' Kalompoang.

Bila anda berniat berkunjung ke Bonthain, mampirlah sejenak di Balla' Lompoa sebelum mengunjungi obyek wisata lainnya. Letaknya di Jl. Dr. Ratulangi Kelurahan Letta Kecamatan Bantaeng. Amat mudah menemukannya karena lokasinya amat strategis di lintasan poros Makassar-Bantaeng-Bulukumba.



Sulsel Jadi Tujuan Wisata Setelah Bali

Posted By Ivan Kavalera on Minggu, 14 Maret 2010 | Maret 14, 2010


Sulawesi Selatan melalui wisata budaya Tanatoraja dan Takabonerate Selayar diharapkan menjadi tujuan wisata utama di Indonesia setelah Bali. Hal ini diungkapkan oleh "Familiarization Trip" (Famtrip) 18 orang wisatawan asal Jepang yang terdiri dari ilmuwan dan jurnalis senior media Jepang yang berada di Makassar sejak Sabtu (13/3). Rombongan yang terdiri dari 14 warga kota Osaka dan empat orang dari Tokyo ini akan melakukan kunjungan wisata di Makassar, Maros, Parepare, dan akan menghabiskan waktu di Tanatoraja hingga Kamis (18/3).

"Sulsel, khususnya Tanatoraja diharapkan menjadi tujuan wisata kedua setelah Bali," kata  Director Buraku Liberation and Human Rights Research Institute Osaka, Jepang, Nobuaki Teraki Ph.D. Selama ini diakui warga Jepang mengagumi budaya yang dimiliki oleh suku Toraja, Bugis dan Makassar. Diantara mereka bahkan telah berkali-kali berkunjung ke Toraja.

Program "destination awarness" yang bekerjasama dengan Konsulat Jendral RI di Osaka, dan Garuda Indonesia perwakilan Osaka ini juga bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang lengkap mengenai Sulsel khususnya Toraja kepada masyarakat Jepang.

Diantara rombongan terdapat juga jurnalis yang akan membuat ulasan tentang budaya, sejarah dan keindahan alam Sulsel yang selama ini memiliki daya tarik yang tinggi bagi masyarakat Jepang di media mereka dan TV NHK Jepang.

Rombongan sempat menyatakan kekagumannya pada bandara internasional yang dimiliki Makassar dan menceritakan nikmatnya udang jenis "Black Tiger" dan Kopi Toraja yang selama ini mereka nikmati di negeri sakura yang berasal dari Sulsel. Mereka juga mengharapkan, Sulsel memiliki informasi wisata dan budaya dalam bahasa Jepang yang mudah dimengerti masyarakat di negerinya agar memperoleh informasi yang lengkap. 

Tim ini menyatakan siap membantu pemerintah Sulsel untuk mempromosikan dan menyebarluaskan informasi pariwisata dan budaya kepada masyarakat negeri matahari terbit tersebut. Dua bulan setelah kunjungan ini, rencananya akan diselenggarakan seminar untuk membahas lebih dalam mengenai hasil kunjungan dan mendistribusikan informasi yang diperoleh ke dunia internasional.



Peristiwa Seni Budaya Sepanjang Maret 2010

Posted By Ivan Kavalera on Sabtu, 13 Maret 2010 | Maret 13, 2010


Peristiwa seni budaya di mana-mana selalu diungkapkan melalui seni pertunjukan serta berbagai bentuk seni dan kerajinan. Sepanjang bulan Maret ini dipenuhi even budaya mulai dari konser musik klasik, hingga musik rock. Mungkin anda ingin mencatat peristiwa seni budaya sepanjang Maret ini? Sebahagian dari begitu banyaknya kegiatan seni budaya di bulan Maret 2010, antara lain:

10 Maret  : Konser musik klasik, Bicentenaire Chopin di gedung Kesenian Jakarta pukul 20.00  WIB

13-23 Maret : Festival Kebudayaan Bintan. Festival ini merupakan perayaan budaya Indonesia yang beragam dan kekayaan warisan yang spektakuler dan pameran kerajinan yang luas dari Riau, Bali, Sumatera Barat, Jawa, Kalimantan dan Maluku. Tidak hanya itu saja, Anda juga berkesempatan mencicipi berbagai masakan khas Indonesia. Enam budaya utama akan dipamerkan di berbagai tempat di Bintan Resor, Kepulauan Riau. Pengunjung juga akan disuguhi tarian tradisional.

14 Maret: Konser Owl City di SMX, Convention Centre, Manila.

17 Maret : Konser Pink Martini di Esplanade, Singapura.

18 Maret: Konser Placebo di Fort Canning, Singapura.

23 Maret : Konser Cobra Starship di Tennis Indoor Senayan, pukul 20.00 WIB.

27-28 : Konser Kings of Convenience di Upper Room, Hotel Nikko dan Sabuga, Bandung

30 Maret: Hari Film Nasional

30 Maret : Konser grup band '311' di Tennis Indoor Senayan, pukul 20.00 WIB

31 Maret: Konser Imogen Heap di Kartika Expo Center, Balai Kartini, Jakarta, pukul 20.00 WIB

Catatan skedul ini semoga bermanfaat. Salam budaya.



Lima Pelukis Perempuan Makassar

Posted By Ivan Kavalera on Jumat, 12 Maret 2010 | Maret 12, 2010


Lima pelukis perempuan dari Makassar yang tergabung di Makassar Art Gallery menggelar Art Painting Performance di area lobi Hotel Aryaduta Makassar. Pameran seni ini digelar sejak Rabu (10/3) dan berakhir hingga Minggu (14/3) dalam rangka memperingati International Women's Day. Lima Pelukis perempuan  itu yakni Yuni, Anggi, Santi, Marledi, dan Ana.

Public Relation Hotel Aryaduta Makassar, Nisfatul Khairah, mengatakan, pameran seni ini menampilkan hasil lukisan dari lima pelukis perempuan Makassar yang tergabung di  Makassar Art Gallery.

"Lukisan yang dipamerkan merupakan buah karya dari pelukis wanita Makassar sehingga unsur yang ditampilkan sebagian besar lukisan yang tidak jauh dari kebudayaan dan nilai luhur masyarakat Sulsel," kata Nisfa.

Nisfa mencontohkan pada lukisan Pa Pui Pui yang merupakan seni meniup seruling khas Bugis- Makassar Selain itu juga ada lukisan busana pengantin khas Mandar, lukisan orang Kajang, lukisan yang mengandung unsur alam, abstrak, bahkan lukisan yang dipadukan dengan sulaman juga ditampilkan dalam pameran ini. Harga lukisan yang ditawarkan dibanderol mulai Rp 1 juta hingga Rp 12 juta. Keuntungan dari hasil penjualan lukisan ini akan disumbangkan ke yayasan kewanitaan.

sumber: www.tribun-timur.com 

Pamflet Cinta Dan Para Pembangkang

Posted By Ivan Kavalera on Kamis, 11 Maret 2010 | Maret 11, 2010


Puisi bagi seorang demonstran adalah juga spanduk kata, alat pengeras suara untuk orasi, bahkan lebih anarkis daripada batu yang dilemparkan kearah tank tentara ketika tak ada lagi celah untuk sebuah kompromi. 

Puisi bagi demonstran di berbagai belahan dunia manapun kerap masih jadi ritual intelektual di tengah-tengah aksi di bawah terik matahari. Mereka yang membangkang demi perubahan namun sesekali bisa juga manis dan romantis. Anak-anak muda yang puitis tapi sebahagian besar di antara mereka kadang ditembaki.

Soe Hok Gie berorasi dengan puisi dari sela-sela buku hariannya,"Lebih baik mati, daripada memperkosa kebenaran!" Demonstran itu mengecap romantisme perjuangan idealisme sebagai mahasiswa sejak orde lama hingga peralihan orde baru. Setiap zaman mencatat buku hariannya sendiri termasuk Soe Hok Gie. Sangat puitis dan realistis. Tapi tidak semua demonstran adalah penyair. Wiji Thukul berbeda dengan Soe Hok Gie. Rendra berbeda dengan Ronggowarsito.

Pamflet Cinta
(W.S. Rendra)

Ma, nyamperin matahari dari satu sisi.
Memandang wajahmu dari segenap jurusan.
Aku menyaksikan zaman berjalan kalang-kabutan.
Aku melihat waktu melaju melanda masyarakatku.
Aku merindui wajahmu.
Dan aku melihat wajah-wajah berdarah para mahasiswa.
Kampus telah diserbu mobil berlapis baja.
Kata-kata telah dilawan dengan senjata.
Aku muak dengan gaya keamanan semacam ini.
Kenapa keamanan justeru menciptakan ketakutan dan ketegangan.
Sumber keamanan seharusnya hukum dan akal sehat.
Keamanan yang berdasarkan senjata dan kekuasaan adalah penindasan.
Suatu malam aku mandi di lautan.
Sepi menjadi kaca.
Bunga-bungaan yang ajaib bertebaran di langit.
Aku inginkan kamu, tetapi kamu tidak ada.
Sepi menjadi kaca.
Apa yang bisa dilakukan oleh penyair
Bila setiap kata telah dilawan dengan kekuasaan?
Udara penuh rasa curiga.
Tegur sapa tanpa jaminan.
Air lautan berkilat-kilat.
Suara lautan adalah suara kesepian
Dan lalu muncul wajahmu.
Kamu menjadi makna.
Makna menjadi harapan.
… Sebenarnya apakah harapan?
Harapan adalah karena aku akan membelai rambutmu.
Harapan adalah karena aku akan tetap menulis sajak.
Harapan adalah karena aku akan melakukan sesuatu.
Aku tertawa, Ma!
Angin menyapu rambutku.
Aku terkenang kepada apa yang telah terjadi.
Sepuluh tahun aku berjalan tanpa tidur.
*Punggungku karatan aku seret dari warung ke warung.
Perutku sobek di jalan raya yang lenggang…
Tidak. Aku tidak sedih dan kesepian.
Aku menulis sajak di bordes kereta api.
Aku bertualang di dalam udara yang berdebu.
Dengan berteman anjing-anjing geladak dan kucing-kucing liar,
Aku bernyanyi menikmati hidup yang kelabu.
Lalu muncullah kamu,
Nongol dari perut matahari bunting,
Jam dua belas seperempat siang.
Aku terkesima.
Aku disergap kejadian tak terduga.
Rahmatku turun bagai hujan
Membuatku segar,
Tapi juga menggigil bertanya-tanya.
Aku jadi bego, Ma!
Yaaahhhh, Ma, mencintai kamu adalah bahagia dan sedih.
Bahagia karena mempunyai kamu di dalam kalbuku,
Dan sedih karena kita sering terpisah.
Ketegangan menjadi pupuk cinta kita.
Tetapi bukankah kehidupan sendiri adalah bahagia dan sedih?
Bahagia karena nafas mengalir dan jantung berdetak.
Sedih karena fikiran diliputi bayang-bayang.
Adapun harapan adalah penghayatan akan ketegangan.
Ma, nyamperin matahari dari satu sisi,
Memandang wajahmu dari segenap jurusan.


Terlanjur bahasa seni adalah juga pamflet cinta seperti yang ditulis WS Rendra. Pada setiap angkatan muda yang memberontak di tengah berbagai bangsa yang menuntut perubahan, selalu ada puisi di samping berbagai bentuk seni lainnya. Keanehan yang sangat menarik untuk dikaji. Benarkah ada takdir bahwa estetika bahasa sastra yang bertema protes adalah pencerminan kompromi terhadap realitas yang tak mampu dilawan dalam tempo sekejap?

12 Penari Sulsel Akan Tampil Di Deen Hag

Posted By Ivan Kavalera on Rabu, 10 Maret 2010 | Maret 10, 2010


Sulsel akan mengikuti Pasar Malam Indonesia (PMI) di Deen Hag, Belanda, 1-5 April 2010. Berbagai persiapan telah dirampungkan untuk mengikuti ajang promosi tersebut. Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo akan berpidato, opening speech, di pembukaan pasar malam di negeri Kincir Angin tersebut.

Sulsel akan mengisi panggung kehormatan di hari pertama pelaksanaan. Sulsel mendapatkan kehormatan tampil membawakan tarian penyambutan dalam ajang yang diikuti tujuh negara di benua Eropa tersebut. Sekitar 30 pejabat dan seniman Sulsel akan diberangkatkan ke Belanda. Termasuk 12 penari termasuk penabuh gendang yang akan dibawa untuk membawakan tujuh tarian dari empat etnis yakni tari Madduoa, Tunrung Pakkanjara, dan Tari Pakarena.

Pemprov mengeluarkan dana sekitar Rp 700 juta untuk mengikuti event ini termasuk membayar stan senilai 10 ribu Euro per hari.  Selain itu juga diagendakan pertemuan Pemprov Sulsel dengan Pemerintah Kota Rotterdam Kerajaan Belanda. Salah satu yang akan dibahas mengenai rencana hibah untuk revitalisasi Benteng Panynyua (Fort Rotterdam). Pemprov akan mempresentasikan rencana revitalisasi yang akan diawali dengan pembongkaran Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel yang mengapit benteng Rotterdam di Makassar.

Dalam even tersebut  Sulsel mengandalkan promosi Taman Laut Takabonerate Selayar dan "Lovely December" Toraja  selain seluruh potensi wisata lainya  yang dimiliki untuk mendukung Visit South Sulawesi 2010.


Letak Perbedaan Sajak dan Puisi

Posted By Ivan Kavalera on Selasa, 09 Maret 2010 | Maret 09, 2010


Dalam bahasa Yunani dikenal istilah “poeima” membuat atau “poesis” pembuatan, dan dalam bahasa inggris disebut ”poem” atau “poetry”. Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seorang pembuat puisi telah menciptakan suatu dunia tersendiri. 

Dalam bahasa Belanda dikenal kata poezie dan istilah gedicht yang berarti sajak. Dalam bahasa Indonesia hanya dikenal istilah sajak yang berarti poezie maupun gedicht. Istilah puisi cenderung digunakan untuk berpasangan dengan istilah prosa, seperti istilah poetry dalam bahasa Inggris yang dianggap sebagai salah satu nama jenis sastra. Jadi, istilah puisi lebih bersifat general, jenisnya, sedangkan sajak bersifat khusus jika ditinjau dari sudut etimologis.

Puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan baris dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya. Rumusan pengertian ini yang menjelaskan kepada penikmat puisi yang  seringkali diajak oleh suatu ilusi tentang keindahan, terbawa dalam suatu angan-angan, sejalan dengan keindahan penataan unsur bunyi, penciptaan gagasan, maupun suasana tertentu sewaktu membaca suatu puisi.

Sajak adalah puisi, tetapi puisi belum tentu sajak. Puisi mungkin saja terdapat dalam prosa seperti cerpen, novel, atau esai sehingga sering orang mengatakan bahwa kalimat-kalimatnya puitis (bersifat puisi). Puisi menjadi suatu pengungkapan secara implisit, samar, dengan makna yang tersirat, di mana kata-kata condong pada artinya yang konotatif, demikian menurut Putu Arya Tirtawirya . Sementara sajak, lebih luas lagi, tak sekadar hal yang tersirat, tetapi sudah menyangkut materi isi puisi, bahkan sampai ke efek yang ditimbulkan, seperti bunyi. Maka itu, sajak terkadang juga dimaknai sebagai bunyi. Di sisi lain puisi yang kebetulan mengandung unsur irama yang disengaja oleh penulisnya lebih cenderung disebut sajak.

Lalu apakah sajak itu? Ternyata tidak ada satu defenisipun yang mampu menjawabnya dengan sempurna, kecuali mungkin jawaban melalui sajak pula.  Penyair Boris Pasternak pernah menjelaskan pengertian sajak dalam sajaknya yang berjudul Batasan Sajak:

sajak adalah siul melengking suram
sajak adalah gemertak kerucut salju beku
sajak adalah daun-daun menges sepanjang malam
sajak adalah dua ekor burung malam menyanyikan duel
sajak adalah manis kacang kapri mencekik mati
sajak adalah air mata dunia diatas bahu

Jika ingin lebih mengerucut lagi maka sebuah sajak pada hakekatnya mengundang kita berasosiasi. Tidak berinterpretasi, bertafsir-tafsir. Puisi mengundang kita lebih pada imajinasi dan interpretasi yang mungkin berbeda bagi setiap pembacanya.

(disarikan dari berbagai sumber)

Puisi Jadul, Award dan 1 Tahun Sastra Radio

Posted By Ivan Kavalera on Sabtu, 06 Maret 2010 | Maret 06, 2010


Tanah Kelahiran

tidak ada yang asing di sini. tidak juga cinta. mungkin tanah kelahiran saja adalah sebahagian teks yang hilang di antara pematang-pematang sawah ketika kita mengeja indonesia di bawah sisa pohon dan pinggir sungai. ingatan kita selalu menjadi sawah rengkah menuju sebuah rumah beratap rumbia yang pernah mengajarkan cara berlindung dari terik matahari. tidak ada yang asing di sini meski musim panen tak kunjung tiba.

makassar, september 1998
 


 ilustrasi:
Award dari Bunda Elly Suryani
Selamat milad buat weblog Newsoul.
 

Award dari Grinsant.
Selamat ulangtahun sobat. 


Award ketiga dari U-Marr
Sebuah award ber-backlink.  

Award pertama silahkan boleh diambil oleh siapa saja, tentunya jika berkenan. Award kedua, maaf yang ini sesuai amanah pemberinya, katanya tidak boleh dibagi karena sifatnya eksklusif. Khusus award ketiga yang  berbacklink saya limpahkan dengan penuh rasa hormat dan permintaan maaf sebesar-besarnya jika merepotkan...kepada:

1.  Teh Yayan
7.  Yolizz
9.  Mas Aan


 Harap diambil ya. Aturan award berbacklink, sebagai berikut:
Sebelum teman-teman meletakkan link-link para penerima award terdahulu dari si pemberi award, hapus terlebih dahulu peserta nomor 1 dari daftar. Sehingga semua peserta naik 1 level. Peserta nomor 2 menjadi nomor 1, nomor 3 jadi 2, dst. Kemudian masukkan link anda sendiri di bagian paling bawah (nomor 10). Jika tiap penerima award mampu memberikan award ini kepada 5 orang saja dan mereka semua mengerjakannya , maka jumlah backlink yang akan didapat adalah:

Ketika posisi anda 10, jumlah backlink = 1
Posisi 9, jumlah backlink = 5
Posisi 8, jumlah backlink = 25
Posisi 7, jumlah backlink = 125
Posisi 6, jumlah backlink = 625
Posisi 5, jumlah backlink = 3,125
Posisi 4, jumlah backlink = 15,625
Posisi 3, jumlah backlink = 78,125
Posisi 2, jumlah backlink = 390,625
Posisi 1, jumlah backlink = 1,953,125

Dan semuanya menggunakan kata kunci yang anda inginkan. Dari sisi SEO (Search Engine Optimation) anda sudah mendapatkan 1,953,125 backlink dan keuntungannya, blog anda akan mendapatkan traffic tambahan.
Berikut ini peserta sebelumnya yang sudah saya masukan link saya kedalamnya:
9.  U-marr Blog 

Salam Budaya.

DI SIANG HARI AKHIRNYA SAYA EDIT LAGI. JUJUR.  SAYA BENAR-BENAR LUPA KETIKA MEMPOSTING INI TADI MALAM BAHWA HARI INI 6 MARET 2010 WEBLOG SASTRA RADIO TEPAT BERUSIA 1 TAHUN DI DUNIA BLOGGING.SEJAK POSTINGAN PERTAMA 6 MARET 2009.

Puisi Lawas, Award Dan Tag

Posted By Ivan Kavalera on Kamis, 04 Maret 2010 | Maret 04, 2010


Mencintaimu

mencintaimu adalah termasuk merindukan anak-anak kecil bersuara renyah yang sedang mengejar capung di antara bebungaan
hujan akan membuyarkannya dan pagi akan merayunya kembali untuk bermain.
mencintaimu adalah termasuk membayangkan sebuah rumah sederhana di tepi hutan 
lalu terdengar kecipak air sungai hingga senja
mencintaimu adalah termasuk memeluk malam tanpa lampu-lampu taman kota.

Bulukumba, 1997 

  ilustrasi: award dari shasa


Sejak dua bulan terakhir beberapa award dan tag dari sahabat-sahabat blogger belum sempat saya posting. Mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kesibukan yang cukup menyita waktu membuat saya  baru punya kesempatan mengerjakan satu tag dari mbak Aisha.

Buku-buku yang masih sering saya baca sampai sekarang justru bukan buku sastra. Saya sendiri heran. Sebahagian buku yang masih sering saya baca sampai sekarang, empat di antaranya yaitu:

1. Afzalur Rahman. Ini adalah  ensiklopedi    terlengkap seputar    Nabi Muhammad, SAW
2. Revolusi Pikiran  karya KH Buya Hamka, 1946. Buku ini peninggalan almarhum ayah  saya. 
3. Sejarah Filsafat Barat karya Bertrand Russell. Buku ini terdiri dari:
   -Filsafat kuno : Socrates-Plato-Aristoteles dan filsafat kuno setelah aristoteles 
   -Filsafat Katolik : meliputi filsafat dari para filsuf abad pertengahan
   -Filsafat Modern : Filsafat Renaisance, dari Rousseau hingga Filsuf abad ini
4. Hidup Sesudah Mati karya KH Bey Arifin.

Tag ini saya berikan kepada siapa saja yang menjadi apresiator postingan ini yang kebetulan belum mendapatkan  tag yang sama. Terimakasih.

Abdurahman Faiz Menyebarkan Cinta

Posted By Ivan Kavalera on Selasa, 02 Maret 2010 | Maret 02, 2010


“Aku menulis karena empat hal. Pertama, untuk mengucapkan diriku. Kedua, untuk menyampaikan gagasan dan perasaanku. Ketiga: untuk menolong orang lain, dan keempat ---ini tetap harus kusebut—yaitu untuk menyebarkan cinta yang tak pernah selesai….” ujar Faiz ketika berusia 10 tahun.

Nama Faiz mulai terkenal sebagai penyair cilik ketika ia menjadi Juara I Lomba Menulis Surat untuk Presiden tingkat nasional yang diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta (2003) dengan juri: Seto Mulyadi, Ratna Sarumpaet, Agus R. Sarjono dan Tika Bisono. Surat yang ditujukan kepada Presiden ke 5 Republik Indonesia; Megawati Soekarnoputri tersebut kemudian beredar kemana-mana terutama melalui internet.  Banyak sekali tanggapan mengenai surat yang ditulisnya saat kelas II SD tersebut. Faiz pun diserbu wartawan media cetak dan elektronik. Ya, meski terkesan polos tetapi surat itu menunjukkan bahwa penulisnya sangat peka akan situasi sosial politik di Indonesia. Kepekaan yang menyentil para elit politik dan para pejabat, karena lahir dari anak yang belum berusia 8 tahun!


SIAPA MAU JADI PRESIDEN? 

Menjadi presiden itu berarti
melayani dengan segenap hati
rakyat yang meminta suka
dan menyerahkan jutaan
keranjang dukanya
padamu

(Abdurahman Faiz, 2003)


Faiz lahir di Jakarta, 15 November 1995 anak pertama dari pasangan  Tomi Satryatomo (jurnalis televisi) dan Helvy Tiana Rosa (cerpenis). Ia telah “mengucapkan” puisi-puisinya sejak usia 3 tahun dan menuliskannya di komputer sejak umur 5 tahun. Pertama kali Faiz tampil membacakan puisi-puisinya yang pada waktu itu belum dibukukan, adalah atas undangan Nurcholish Majid pada acara peluncuran buku beliau: “Indonesia Kita” yang mengundang ribuan tokoh nasional. Faiz yang masih kelas II SD khusus tampil membacakan beberapa puisi tentang Indonesia, termasuk menyentil kelakuan para koruptor dan elit politik  negeri ini.

Tak lama kemudian, Faiz diundang pula untuk membacakan karyanya dalam acara deklarasi Anti Politikus Busuk di Jakarta (2004) bersama mantan Presiden: Abdurahman Wahid, Faisal Basri, dan sejumlah tokoh nasional lainnya.

Selanjutnya Faiz kian sering diundang membacakan dan membicarakan karya-karyanya dalam berbagai forum, termasuk di hadapan Presiden RI ke 5: Megawati Soekarno Putri, Presiden SBY, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua MPR Hidayat Nurwahid, sejumlah menteri dan tokoh-tokoh nasional lainnya.

Megawati mengungkapkan kekagumannya pada kecerdasan Faiz lewat surat balasannya pada Faiz (2003). Faiz juga diundang dalam pencanangan gerakan anti narkoba di Stadion Gelora Bung Karno bersama Presiden Megawati dan membacakan puisinya. Dalam Debat Capres di sebuah stasiun televisi swasta tahun 2004, di mana Faiz diundang sebagai salah satu panelisnya, Amien Rais berkomentar, “Luar biasa. Mas Faiz ini masih sangat muda, tetapi pemikirannya sangat dalam.” Sementara saat bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara dalam pencanangan gerakan berkirim surat nasional untuk anak Aceh dan Nias (2005), Presiden berkata, “Selamat, Faiz. Tulisanmu sangat menyentuh pikiran dan hati.”

Pada tahun yang sama, puisi Faiz “Sahabatku Buku” menjadi juara Lomba Cipta Puisi Tingkat SD seluruh Indonesia yang diadakan Pusat Bahasa Depdiknas.  Ia juga terpilih sebagai Anak Berbakat Indonesia versi Nutrilon yang ditayangkan di Metro TV (2004).

Buku kumpulan puisi pertama Faiz Untuk Bunda Dan Dunia (DAR! Mizan, Januari 2004) sebenarnya adalah puisi-puisi yang ia tulis saat berusia 5-7 tahun dan terbit saat ia berusia 8 tahun. Buku yang diberi pengantar oleh Taufiq Ismail tersebut meraih Anugerah Pena 2005 serta Buku Terpuji Adikarya IKAPI 2005. “Sebuah buku yang sangat indah sekaligus sarat makna dan sangat menyentuh,” ujar Nina Armando dari Ilmu Komunikasi UI, salah satu juri.
Untuk Bunda dan Dunia juga merupakan buku pertama yang diterbitkan dalam serial KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya) divisi DAR! Mizan (bersama sebuah buku karya Izzati), yang kemudian menginspirasi dan memicu lahirnya para penulis cilik lainnya di negeri ini. Seri buku KKPK rupanya sangat booming, terjual jutaan kopi dan mendorong anak Indonesia lainnya untuk membaca juga menulis. Pada tahun 2008, para penulis cilik KKPK dimotori Faiz dan Izzati menyelenggarakan Konferensi Penulis Cilik Indonesia I (Pencil) dan merekomendasikan beberapa kebijakan dalam hal perbukuan di Indonesia.

Buku kedua Faiz: Guru Matahari (DAR! Mizan 2004), terbit saat ia masih berusia 8 tahun pula, diberi pengantar Agus R. Sarjono mendapat nominasi Khatulistiwa Literary Award 2005. Masuknya Faiz dalam nominasi penghargaan nasional yang didominasi oleh para sastrawan terkemuka di negeri ini mendapat berbagai tanggapan dari dunia sastra Indonesia. Seorang penyair yang belum pernah membaca puisi Faiz dengan sinis berkata, : “Masak puisi anak SD disejajarkan dengan para sastrawan senior?” Namun banyak pula kalangan menyatakan bahwa karya-karya Faiz layak sekali masuk dalam nominasi penghargaan tersebut. “Puisi Faiz tidak seperti puisi anak-anak pada umumnya. Faiz itu penyair. Ini tak dapat dibantah!” kata Agus R. Sarjono. “Sejujurnya, membaca sajak-sajak Faiz saya sungguh-sungguh tercengang. Ia dikaruniai bakat kepengarangan yang luar biasa,” komentar Ahmadun Y. Herfanda, Penyair dan Redaktur Sastra dan Budaya Republika.

“Saya membaca buku Faiz dan mendengar wawancaranya di Radio BBC. Suaranya memang anak kecil, tetapi pemikirannya sangat tak disangka. Saya terkejut mendengarnya,” papar Prof. Dr. Budi Darma, sastrawan dan kritikus terkemuka Indonesia. Sedangkan Taufiq Ismail berkata,“Saya tersentak membaca puisi Faiz. Puisi-puisi Faiz sangat menggugah nurani siapapun yang membacanya. Selain itu kemampuan Faiz menulis dalam perkiraan saya sepuluh tahun melampaui umurnya.”

Buku ketiga Faiz: Aku Ini Puisi Cinta (DAR! Mizan 2005) membawanya meraih penghargaan Penulis Cilik Berprestasi dari Yayasan Taman Bacaan Indonesia (2005). Buku keempatnya sebuah kumpulan esai berjudul: Permen-Permen Cinta Untukmu (DAR! Mizan 2005). Dalam kumpulan esai yang ditulisnya pada rentang tahun 2003-2005 tersebut Faiz banyak mengungkapkan gagasan dan perasaan yang dijalinnya dengan sangat menyentuh.
Sebelumnya tulisan-tulisan Faiz pernah dimuat Kompas, Koran Tempo, dan Republika. Bersama beberapa penulis cilik lainnya, Faiz menggagas dan menerbitkan kumpulan cerpen Tangan-Tangan Mungil Melukis Langit (LPPH 2006), untuk membantu biaya sekolah bagi teman-teman kecil mereka yang tinggal di kolong jembatan tol. Karyanya juga terdapat dalam antologi bersama: Matahari Tak Pernah Sendiri (1 dan 2), Jendela Cinta (GIP 2005), Antologi Puisi Empati untuk Yogyakarta (2006) dan Magic Cristal (Mizan, 2008).

Sejumlah perusahaan negeri dan swasta kemudian menjadikan beberapa karya Faiz, juga profilnya sebagai bahan iklan layanan masyarakat mereka, antara lain Garuda Food (2005), BNI (2006) dan Telkom (2007).

Tahun 2006 Faiz dinobatkan sebagai Anak Kreatif Indonesia versi Yayasan Cerdas Kreatif Indonesia yang dipimpin Kak Seto. Faiz juga mendapat PKS Award Kategori Anak Indonesia Berprestasi bidang Seni Budaya (2007). Bukunya yang terbit kemudian Nadya; Kisah dari Negeri yang Menggigil (2007) diberi pengantar oleh Sapardi Djoko Damono. Dalam pengantar tersebut Sapardi menulis, “Faiz sadar bahwa menulis puisi bukanlah sekedar permainan lagi. Berpuisi, baginya, adalah semacam tugas yang telah diberikan oleh orang di sekitarnya.”

Faiz diganjar beberapa penghargaan di antaranya Anugerah Kebudayaan dari Departemen Pariwisata dan Budaya (2009). Kini selain aktif sebagai penulis, Faiz adalah penggiat Forum Lingkar Pena dan Rumah Cahaya (baCA dan HAsilkan karYA) yang bergerak di bidang sosial budaya untuk pemasyarakatan baca tulis bagi masyarakat, khususnya kalangan dhuafa. 

(berbagai sumber)

Gadis

Posted By Ivan Kavalera on Senin, 01 Maret 2010 | Maret 01, 2010

setelah bersekutu dengan kesunyian dan bersepakat dengan malam
mungkin ia akan segera terlunta-lunta bersama lamunannya.
gadis, biarkan bulan dan angin menyentuhmu kali ini saja
dengan caranya sendiri meski dengan sajak paling hitam.

bulukumba, 1 Maret 2010

 
Support : Creating Website | LiterasiToday | sastrakecil.space
Copyright © 2011. Alfian Nawawi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by sastrakecil.space
Proudly powered by LiterasiToday