“Gayana ji!” Jika Anda orang Sulawesi saya pastikan Anda akrab dengan istilah itu. Ia merupakan salah satu istilah orang-orang Bugis-Makassar yang sangat umum. Bahkan digunakan setiap hari sampai saat ini.

Sosial media yang kerap melahirkan karakter “social climbing” juga setiap hari menampilkan netizen yang bisa dikategorikan dalam ungkapan “gayana ji.”
Sebenarnya belum pernah ada penggambaran secara tepat untuk mendeskripsikan istilah “gayana ji” ke bentuk defenisi baku. Ia memang hanya digunakan sesuai interprestasi pengguna maupun pendengarnya. Dan di situ letak keanehannya.
Untuk sekadar membayangkan wilayah interpretasi “gayana ji” kita bolehlah sesekali ikut jadi penggemar serial kartun dari India, Shiva.
Karakter yang paling unik adalah Inspektur Laddu Singh. Sosok yang digambarkan sebagai polisi ber-IQ di bawah standar, kerap salah perhitungan, sering apes, asli penakut namun ditutupi oleh penampilannya yang sangar berkumis tebal dan berbadan besar. Namun hebatnya, segoblok dan seapes apapun seorang Laddu Singh, dia tetap istiqomah berada di jalan kebenaran sebagai pembasmi kejahatan. Meskipun prestasi kepolisian tidak pernah lepas dari andil besar Shiva, sang jagoan cilik itu.
Laddu Singh tidak cerdas tapi dia sadar betul bahwa dirinya adalah alat hukum, bukan alat kekuasaan. Secara halus salah satu episode pernah menggambarkan betapa Laddu Singh dan walikota bahkan lupa saling nomer HP.
Sepertinya penulis atau pencipta karakter Laddu Singh menyembunyikan sebuah pesan mendalam di balik karakter Laddu Singh ini. Apakah dia sedang mengkritik dunia kepolisian di India atau mungkin juga di Asia? Entahlah. Saya menduga kuat, penulis cerita kartun ini sedang merindukan sosok Laddu Singh di dunia nyata. Tidak perlu pintar yang penting tetap istiqomah di pihak pembasmi kejahatan. Kira-kira begitu pesannya.
Untung saja Inspektur Laddu Singh tidak pernah gegabah melompat datang ke dunia nyata dan bertugas di Sulawesi Selatan. Kalau itu terjadi maka setiap hari si kumis tebal itu akan diteriaki dengan ungkapan “gayana ji!”(*)
Pustaka RumPut, 31 Mei 2020.