Para ahli filologi di Barat telah berhasil mempelajari naskah-naskah kuno dari zaman Plato. Dari manuskrip kuno itu mereka berhasil merekonstruksi sebuah sejarah penyebaran peradaban dan kebudayaan manusia. Salah satu contohnya yaitu sejarah peradaban Atlantis. Bahkan dengan jasa selembar manuskrip, dapat direkonstruksi secara hipotesa ilmiah mengenai kejadian-kejadian besar jauh di masa depan.
Filologi berasal dari bahasa Yunani philein, "cinta" dan logos, "kata". Filologi merupakan ilmu yang mempelajari naskah-naskah manuskrip, biasanya dari zaman kuno. Sebuah teks yang termuat dalam sebuah naskah manuskrip, terutama yang berasal dari masa lampau seringkali sulit untuk dipahami, tidak karena bahasanya yang sulit, tetapi karena naskah manuskrip disalin berulang-ulang kali. Dengan begini naskah-naskah banyak yang memuat kesalahan-kesalahan.
Tugas seorang filolog, nama untuk ahli filologi, ialah menelititi naskah-naskah ini, membuat laporan tentang keadaan naskah-naskah ini dan menyunting teks yang ada di dalamnya. Ilmu filologi biasanya berdampingan dengan paleografi, atau ilmu tentang tulisan pada masa lampau.
Realitas simbolik dalam kehidupan masyarakat manusia terdiri dari peristiwa, kejadian-kejadian, benda-benda baik yang berupa artefak maupun naskah. Semua itu memuat formulasi pikiran, perasaan, dan kemauan individu-individu warga masyarakat yang ada dan hidup di dalam zaman di mana artefak dan naskah itu diciptakan
Dalam filologi, dipelajari artefak yang berwujud naskah-naskah klasik yang sering disebut dengan istilah: naskah, manuscript; atau handshrift baik yang tertulis di atas bahan rotan, kulit binatang, kulit kayu, lontar, dluwang maupun kertas. Tujuan yang hendak dicapai oleh filologi terhadap naskah, antara lain menelusuri keaslian naskah tersebut. Sementara dalam ilmu kebudayaan, artefak atau dokumen-dokumen tertulis tadi adalah bagian dari sumber kajian dan bukannya satu-satunya kajian. Dalam ilmu kebudayaan, minat kajiannya teramat luas, yakni kebudayaan-kebudayaan masyarakat manusia baik yang telah terbekukan sebagai dokumen, maupun yang hidup di dalam pola-pola tindakan masyarakat manusia itu sendiri. Dalam konteks seperti ini, persamaan keduanya (ilmu filologi dan ilmu kebudayaan) adalah pada hasil akhirnya yaitu memahami hasil kebudayaan masyarakat manusia.
Isi dari rekaman kebudayaan yang berbentuk naskah dinamakan teks. Jadi teks adalah roh, nafas, makna dan corak yang hadir di dalam naskah. Isi dari naskah tersebut, bisa berupa mite, dongeng, adat-istiadat, upacara, dan segala hal yang dianggap penting pada waktu itu. Kalau ia dihasilkan oleh masyarakat Nusantara, maka isi naskah adalah segala yang bernilai oleh masyarakat Nusantara.
Perhatian kepada naskah klasik, kata klasik itu sering diposisikan sebagai sastra (segala dokumen tertulis) yang dihasilkan oleh masyarakat tradisional, yakni masyarakat yang belum memperlihatkan pengaruh Barat secara intensif. Untuk Indonesia, pengaruh Barat artinya adalah pengaruh Belanda yakni zaman akhir abad ke-19 atau sebelum adanya pendidikan (formal) di Indonesia. Karena itu, pengertian Sastra Indonesia Lama ialah segala dokumen sastra Melayu, baik yang masih beredar dari mulut ke mulut maupun yang berbentuk tulisan yang dihasilkan sebelum orang mengenal pengetahuan cetak-mencetak. Tepatnya, semua hasil sastra sampai dengan pertengahan abad XIX; atau lebih umum dibatasi sampai zaman Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi.
Di Indonesia filologi diarahkan pada penelitian dan pengkajian naskah-naskah yang menggunakan bahasa-bahasa di Indonesia, seperti bahasa Melayu, Aceh, Batak, Minangkabau, Sunda, Jawa, Bali, Bugis, dan lain-lainnya. Tulisan-tulisan itu mengandung isi yang tidak terhingga macamnya.
Kegiatan kajian filologi Indonesia penting sekali artinya bagi pemahaman kebudayaan suatu bangsa yang sedang dalam proses pertumbuhan. Bangsa Indonesia kaya akan kebudayaan yang berasal dari berbagai daerah dan berbeda pula latar belakang kehidupannya. Dengan demikian kajian filologi Indonesia dapat menambah pengertian dan menumbuhkan kesadaran terhadap warisan kebudayaan bangsa yang berharga lagi berguna bagi pembentukan kebudayaan nasional .
Filologi merupakan salah satu jalan tercepat menelaah kebudayaan dan jembatan meretas proyeksi masa depan peradaban.
referensi:
-Djamaris, Edwar. 2002. Metode Penelitian Filologi. Jakarta : CV Manasco.
-Robson, S.O. 1994. Prinsip-prinsip Filologi Indonesia. Jakarta : RUL.
-Behrend, T.E. 1990. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 1: Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Jakarta : Penerbit Djambatan.